Powered By Blogger

Rabu, 22 Februari 2017

KAYANYA MATAHATI


Sepenglihatan mata yang nampak di depan
Seperti itu aku mati suri
Saat aku bertemu sang bidadari
Yang memakai jilbab kebiruan

Tak senampak bidadari yang diatas langit
Memang, tapi bagiku begitu indah
Tanpa ada pula yang mengatur hidupku
Bersama Dia yang di dekat hati

Saat ini Dia yang menatap syairku
Bahkan akupun tak tahu Dia berpikir tentang apa
Yang ku tahu hidupku bersamanya
Yang penuh dengan keringat yang terbuat dari panasnya suhu

Ingin sebenarnya aku
Untuk mengatakan, usaplah keringat didahiku
Tapi biarlah keringatku menjadi bau harum di surga nanti
Tanpa diusappun tak apalah

Semoga mata hatinya mengerti
Tentang semua yang kurasa
Walaupun Dia yang begitu
Tapi bagiku tetaplah Dia adalah kekayaan terbesarku

( 19.03 Wib./ M.IQBAL LUTHFI/ALIF/INDONESIA )

Jumat, 22 Mei 2015

AKU DAN MATI SURI

Ketika aku berada didua sisi yang berbeda
saat itu aku, merasa tak ada seorang kan memdekati
sampai aku hanya menunggu, dan melihat pada siapa
semua yang tertulis apakah asli atau hanya rekayasa hati

aku menatap wajahku yang pucat
tapi aku ingat pada tulangku yang putih
akupun terdiam dan melihat
semua takdir hidup yang kosong dan lelah

aku yang disini
aku melihat mimpi

semoga aku tak jadi mati suri lagi
(muhamad iqbal luthfi/ 20.06 wib/ 22-05-2015)

Selasa, 18 Februari 2014

MASA RAJA POLITIK

Masa ini, semua mengejar kedudukan
Masa dari semua keinginan
Masa setiap orang menjadi raja
Masa terhitungnya ribuan kursi

Kursi itu, terkadang lari
Terkadang datang sendiri

Semasa itu, tak ada yang berani berkicau
Karena takut pada sang punggawa calon raja
Bisa - bisa ditembak di tempat

Semua wajah memerah
Terkadang kaku kedinginan
Terkadang bernafas sembunyi - sembunyi

Masa - masa ini disebut juga masa ketakutan

Masa sang calon raja menindas rakyat kecil
(M.IQBAL.L/19-02-2014/Rabu/10.15Wib).

Selasa, 02 April 2013

HIDUP YANG BEREMBUN

Pada siapa aku berucap
Jika pada langit yang mendung
Jika pada Bumi yang menua
Semua memeluk tubuhku
Bagaikan selimut yang melekat pada nuraniku

Aku tak gentar dengan Dunia yang usang lagi
Aku juga berharap menatap kedepan
Tanpa ada ambisi yang bernafsu
Yang menyudahi iman menjadi abu

Aku berharap ada rel yang membawaku
Pada hidup yang alamnya berembun
Bahkan menyejukkan jiwa

Dan disana, aku menanam hidup yang baru
Bersama milikku yang tersiakan menjadi tersuburkan

amin.
(03-04-2013/Indonesia/11.22 Wib/Rabu siang)

Kamis, 21 Maret 2013

Hidup Yang Membuta

Pada siapa anganku terbagi
Pada dunia yang gersang
Ataukah pada dunia yang nyatanya segelap - gelap
Yang menari pada nasib - nasibku yang terbuang

Sampai aku mengurangi sisa bangkai
Tapi tetap berbau menyengat
Sampai tak ada manusia yang mau dengan hidupku

Pernah aku menyudahi semua
Tapi takdir tidak mengijinkannya

Lalu aku harus bagaimana
Jika tumpakan kehidupan mengalir pada sampah
Jika tumpakan nurani menjagal leher - leher nurani

Ya ALLAH SWT, Engkau yang maha menguasai diriku
Maka kuasailah hidupku yang kelam
Dan taburkanlah dengan nurani yang suci sesuci hati.
(22 Maret 2013/ Indonesia/ Malabi/ Jum'at/ 08.17 Wib.)

Sabtu, 22 Desember 2012

CAMAR BARONG

Sekilas aku melihat, ditepian alam
Disana, keindahan menyertai semua
Sampai aku tak dapat berkedip
Sampai telingaku haus mendengar suara merdunya

Aku yang disana, terus menatap
Sampai aku tahu itu camar
Yang bersuara pada sibarong yang datang

Dia yang memerdukan suara alam
Menghapus jejak yang kelam sibarong

Sampai Dunia termangu menyaksikan kehebatannya

Dia, yang mengubah nasib sibarong
(M.IQBAL.L/23-12-2012/Minggu/Indonesia/13.00 Wib).
 

Rabu, 22 Agustus 2012

BIJAK YANG TERTUNDA

Bukan ingatan yang termakan
Karena ingatan tak terhakimi dunia
Ingatan juga bukanlah falsafah kehidupan
Tapi ingatan itu, air yang mengalir dijiwa bernurani
(M.IQBAL/INDONESIA/11.20 WIB/23 - 08 - 2012)